PAN Pastikan Tidak ada Perebutan Kekuasaan Dalam Koalisi Prabowo
harian id. Faldo Maldini, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional
(PAN), mengatakan tidak ada yang menggerogoti perebutan kekuasaan dalam
koalisi parpol pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga. Yang paling penting
bagi koalisi ini adalah membentuk tim yang kuat untuk memenangkan
Pemilu 2019.
“Kami di sini tidak berpandangan untuk saling berebut kekuasan tapi bagaimana caranya kita menyusun tim yang sangat kuat yang akan bekerja maksimal untuk kandidat dan maksimal untuk masyarakat,” ungkap Faldo.
Ketua Umum partainya Zulkifli Hasan, oleh PAN diusung sebagai Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Sandiaga. Namun, sekalipun menjagokan Zulkifli, jjika koalisi mempunyai pilihan lain,yang memang dianggap lebih berpeluang besar untuk memenangkan pasangan Prabowo-Sandi, PAN akan menerima dengan legowo, hal ini demi tujuan koalisi keumatan, yaitu terwujudnya kesejahteraan bagi rakyat.
“Prinsipnya kami siap karena koalisi ini lebih demokratis ya bukan bagi-bagi kursi, kekuasaan yang penting adalah siapapun yang akan dipilih nanti adalah yang terbaik,” jelasnya.
Dari Gerindra sendiri, Djoko Santoso digadang-gadang sebagai sosok yang di usung sebagai ketua tim pemenagnan. Djoko Santoso adalah anggota Dewan Pembina Partai Gerindra.
Gerindra disebut sebagai partai yang serakah, karena mendominasi dan memborong semua kadernya dalam tim koalisi. Namun, dengan tegas hal itu dibantah oleh Gerindra.
“Tidak kemaruk, narasi yang dibangun bahwa kita menaruh itu tidak benar, semua keputusan akan didiskusikan, diambil bersama-sama oleh Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra bersama pimpinan partai lain,” kata Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade.
Kemudian Andre memberikan contoh, ketika Prabowo mengusulkan nama Djoko Santoso dalam pemilihan dan penentuan ketua tim pemenangan, kemudian partai-partai lain termasuk PKS juga mengusulkan nama. Kemudian untuk mencapai kesepakatan, akan dikomunikasikan secara bersama-sama dan kekeluargaan. Andre juga menyampaikan bahwa nama Djoko Santoso belum final, sekalipun yang mengusulkan adalah Prabowo.
“Itu (Djoko Santoso) cuma usulan, mungkin dari PKS, PAN dan Demokrat juga ada nama. Nanti akan diputuskan bersama itu kan belum definitif usulan kan boleh,” ucapnya.
Selanjutnya, berterkaitan dengan pengganti Sandiaga Uno sebagai wakil gubernur DKI Jakarta. Dijelaskan oleh Andre, berdasarkan undang-undang yang berlaku dan sesuai asas kepatutan penggantinya adalah dari Partai Gerindra. Namun, karena memang pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno diusung oleh koalisi Partai Gerindra dengan PKS, maka akan didiskusikan bersama-sama. Bahkan, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat berdiskusi untuk mencari pengganti Sandiaga akan dilibatkkan .
“Tidak ada pemaksaan kehendak tidak ada soal kemaruk semua dibicarakan bersama-sama. kalau ada kesan (kemaruk) seperti itu kan narasi yang sengaja yang dibangun. Jadi semua diputuskan bersama-sama secara kekeluargaan,” tambahnya.
“Kami di sini tidak berpandangan untuk saling berebut kekuasan tapi bagaimana caranya kita menyusun tim yang sangat kuat yang akan bekerja maksimal untuk kandidat dan maksimal untuk masyarakat,” ungkap Faldo.
Ketua Umum partainya Zulkifli Hasan, oleh PAN diusung sebagai Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Sandiaga. Namun, sekalipun menjagokan Zulkifli, jjika koalisi mempunyai pilihan lain,yang memang dianggap lebih berpeluang besar untuk memenangkan pasangan Prabowo-Sandi, PAN akan menerima dengan legowo, hal ini demi tujuan koalisi keumatan, yaitu terwujudnya kesejahteraan bagi rakyat.
“Prinsipnya kami siap karena koalisi ini lebih demokratis ya bukan bagi-bagi kursi, kekuasaan yang penting adalah siapapun yang akan dipilih nanti adalah yang terbaik,” jelasnya.
Dari Gerindra sendiri, Djoko Santoso digadang-gadang sebagai sosok yang di usung sebagai ketua tim pemenagnan. Djoko Santoso adalah anggota Dewan Pembina Partai Gerindra.
Gerindra disebut sebagai partai yang serakah, karena mendominasi dan memborong semua kadernya dalam tim koalisi. Namun, dengan tegas hal itu dibantah oleh Gerindra.
“Tidak kemaruk, narasi yang dibangun bahwa kita menaruh itu tidak benar, semua keputusan akan didiskusikan, diambil bersama-sama oleh Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra bersama pimpinan partai lain,” kata Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade.
Kemudian Andre memberikan contoh, ketika Prabowo mengusulkan nama Djoko Santoso dalam pemilihan dan penentuan ketua tim pemenangan, kemudian partai-partai lain termasuk PKS juga mengusulkan nama. Kemudian untuk mencapai kesepakatan, akan dikomunikasikan secara bersama-sama dan kekeluargaan. Andre juga menyampaikan bahwa nama Djoko Santoso belum final, sekalipun yang mengusulkan adalah Prabowo.
“Itu (Djoko Santoso) cuma usulan, mungkin dari PKS, PAN dan Demokrat juga ada nama. Nanti akan diputuskan bersama itu kan belum definitif usulan kan boleh,” ucapnya.
Selanjutnya, berterkaitan dengan pengganti Sandiaga Uno sebagai wakil gubernur DKI Jakarta. Dijelaskan oleh Andre, berdasarkan undang-undang yang berlaku dan sesuai asas kepatutan penggantinya adalah dari Partai Gerindra. Namun, karena memang pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno diusung oleh koalisi Partai Gerindra dengan PKS, maka akan didiskusikan bersama-sama. Bahkan, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat berdiskusi untuk mencari pengganti Sandiaga akan dilibatkkan .
“Tidak ada pemaksaan kehendak tidak ada soal kemaruk semua dibicarakan bersama-sama. kalau ada kesan (kemaruk) seperti itu kan narasi yang sengaja yang dibangun. Jadi semua diputuskan bersama-sama secara kekeluargaan,” tambahnya.
Komentar
Posting Komentar